Beginilah Umar bin Abdul Aziz Mendidik Anak
Seri 2 : Ayahku Guruku
Jum’at dini hari. Seperti biasa, sebelum
masyarakat datang berkunjung, Umar bin Abdul Aziz mengumpulkan semua
anak-anaknya. Dari keempat istrinya, Umar memiliki tujuh belas anak, diantara
mereka adalah; Ishaq, Ya’qub, Musa, Abdullah, Bakar, Ummu Amar, Ibrahim, Abdul
Malik, Walid, Ashim, Abdullah, Abdul Aziz, Yazid, Zayyan, Aminah dan Ummu
Abdullah.
Setelah semua berkumpul, maka saatnya Umar
memulai tadarrus al-Qur’an. Dimulai dari anak yang paling tua, kemudian
dilanjutkan adik-adiknya. Begitulah. Semua membaca al-Qur’an bergantian. Satu
persatu. Sedangkan Umar menyimak bacaan al-Qur’an anak-anaknya dengan sungguh-sungguh
dan penuh ta’dhim.
Inilah ayah yang sekaligus guru bagi anak-anaknya. Guru al-Qur’an. Meskipun
Umar telah memilihkan guru-guru hebat bagi buah hatinya, namun dirinya sendiri
merasa perlu terjun langsung dalam mewarnai keilmuan mereka. Sekalipun agenda
reformasi dan kiprahnya dalam pemerintahan sangat banyak, tapi selalu ada waktu
yang sangat berkualitas dengan keluarganya. Kebersamaan dalam naungan
al-Qur’an.Menciptakan iklim al-Qur’an dalam lingkungan keluarga, itu nilai penting pada tulisan seri ini. Ketika ternyata sekedar ‘menitipkan’ anak di lembaga-lembaga pendidikan tertentu tidaklah cukup untuk membangkitkan daya dan memupuk kecenderungan anak kepada al-Qur’annya, ketika iklim di rumah tidak Qur’ani.
Nuansa al-Qur’an harus tercipta dalam lingkungan keluarga terlebih dahulu, dan Umar telah melakukan itu. Sehingga menjadi sangat perlu kiranya setiap keluarga muslim mulai merutinkan halaqah al-Qur’an. Disitu berkumpul antara orang tua dan anak-anak. Bergantian membaca al-Qur’an. Mengkaji pelajaran dari setiap ayat-ayatnya. Dan yang menjadi guru adalah ayah.
Menarik pasti. Sangat istimewa. Lebih berkesan dari halaqah al-Qur’an yang diikuti oleh para anak di sekolah mereka. Karena disitu ayahnya adalah gurunya. Ini adalah satu program besar peradaban yang perlu diinstal di setiap rumah. Harus segera dimulai walaupun di awal terasa canggung dan bingung.
Abdullah bin Umar berpesan kepada kita, “Kamu harus bersama al-Qur’an, pelajari al-Qur’an itu dan ajari anak-anakmu. Karena sesungguhnya kamu kelak akan ditanya tentang al-Qur’anmu dan dengannya kamu akan mendapat pahala, dan cukuplah al-Qur’an sebagai pemberi nasehat bagi orang yang berakal.”
Menjadi guru bagi para buah hati. Beginilah ayah hebat mencetak generasi unggulan.
Referensi:
- Kitab Fiqih Umar bin Abdul Aziz karya DR. Muhammad Syaqir
- Kitab Siyar A’lam an-Nubala’ karya Syamsuddin adz-Dzahabi
- Kitab Umar bin Abdul Aziz wa Ma’alim at-Tajdid wa al-Ishlah karya DR. Ali Muhammad ash-Shalabi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar